counter acccount

Selasa, 08 Mei 2012

"NDOLALAK" di KAWINAN


Tak banyak yang tahu tentang Ndolalak, sebuah tarian yang konon bermula dari peniruan oleh beberapa penggembala terhadap gerakan tarian dansa serdadu Belanda. Penamaan Ndolalak sendiri diambil dari dominannya notasi nada do-la-la yang dinyanyikan serdadu Belanda untuk tarian dansa mereka.

Ndolalak semula ditarikan oleh para penari pria. Namun dalam perkembangannya, sekarang tak ada satupun pria yang ada di barisan tarian ini. Kesenian tari Ndolalak tumbuh dan berkembang dengan pesat  di Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah. Daerah ini merupakan pusat perkembangan seni tari Ndolalak karena secara turun-temurun, anak-beranak penduduk Kaligesing tetap mencintai dan menjaga kelestariannya. Hingga kini di kecamatan Kaligesing kehidupan berkesenian kaum tua, dewasa, remaja, dan anak-anak tidak dapat dipisahkan dari Ndolalak.

Salah satu remaja penduduk asli kecamatan Kaligesing adalah Dara Sulistyaningsih. Gadis kelahiran dua puluh satu tahun silam ini mengaku mulai mempelajari tarian Ndolalak sejak ia duduk di bangku SD. Hingga kini ia menjadi mahasiswa,  ia masih tetap menari dan meningkat menjadi pelatih tari bagi anak-anak di desanya. Walaupun rupiah yang ia terima tidak seberapa, namun ia menuturkan sangat bahagia dalam usaha melestarikan budaya daerahnya. 

Dara (paling kanan) bersama kawan-kawannya
 “Saya sangat suka dengan kesenian, jadi saya juga merasa sangat bahagia ketika menarikan tarian daerah saya,” ungkap Dara. Mahasiswa jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Purworejo ini memaparkan jika selama ia menarikan tarian Ndolalak, selama itu pula tarian ini tidak pernah ikut serta dalam kompetisi atau kejuaraan. Namun, tarian Ndolalak selalu rutin tampil dalam pementasan acara pernikahan dan syukuran di desa-desa.

6 komentar:

  1. kalo pergi ke suatu kota,pasti ada tarian khasnya.terima kasih buat infonya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. namun ironisnya tidak semua penghuni kota itu tahu akan ke-khasan daerahnya..sama sama,,trimakasih sudah mampir :)

      Hapus
  2. waah, keren ya...mereka masih terus melestarikan budaya.
    ini berarti kamu ketemu mereka pas tampil? kok bisa pas waktunya?? :)

    BalasHapus
  3. stefanie p. yossita14 Mei 2012 pukul 00.00

    waahhh... sayang banget yaah,, tarian khas daerah belum dikenal masyarakat luar.. mungkin bisa diikutkan lomba2 minimal tingkat jateng biar bisa dikenal masyarakat lain, :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sih mbak,,eman eman o.O tp ya pemaknaan mereka beda lagi kali ya,,ga usah orang luar dulu, yg penting keturunan mereka pada tahu dan melestarikannya dengan pementasan rutin seperti itu

      Hapus