Tak banyak yang tahu tentang Ndolalak, sebuah tarian yang konon
bermula dari peniruan oleh beberapa penggembala terhadap gerakan tarian dansa
serdadu Belanda. Penamaan Ndolalak sendiri diambil dari dominannya notasi nada
do-la-la yang dinyanyikan serdadu Belanda untuk tarian dansa mereka.
Ndolalak semula ditarikan oleh para penari pria. Namun dalam
perkembangannya, sekarang tak ada satupun pria yang ada di barisan tarian ini. Kesenian
tari Ndolalak tumbuh dan berkembang dengan pesat di Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Jawa
Tengah. Daerah ini merupakan pusat perkembangan seni tari Ndolalak karena
secara turun-temurun, anak-beranak penduduk Kaligesing tetap mencintai dan
menjaga kelestariannya. Hingga kini di kecamatan Kaligesing kehidupan
berkesenian kaum tua, dewasa, remaja, dan anak-anak tidak dapat dipisahkan dari
Ndolalak.
Salah satu remaja penduduk asli kecamatan Kaligesing adalah
Dara Sulistyaningsih. Gadis kelahiran dua puluh satu tahun silam ini mengaku
mulai mempelajari tarian Ndolalak sejak ia duduk di bangku SD. Hingga kini ia
menjadi mahasiswa, ia masih tetap menari
dan meningkat menjadi pelatih tari bagi anak-anak di desanya. Walaupun rupiah
yang ia terima tidak seberapa, namun ia menuturkan sangat bahagia dalam usaha
melestarikan budaya daerahnya.
Dara (paling kanan) bersama kawan-kawannya |
“Saya sangat suka dengan kesenian, jadi saya juga merasa
sangat bahagia ketika menarikan tarian daerah saya,” ungkap Dara. Mahasiswa jurusan
Manajemen Universitas Muhammadiyah Purworejo ini memaparkan jika selama ia
menarikan tarian Ndolalak, selama itu pula tarian ini tidak pernah ikut serta
dalam kompetisi atau kejuaraan. Namun, tarian Ndolalak selalu rutin tampil
dalam pementasan acara pernikahan dan syukuran di desa-desa.
kalo pergi ke suatu kota,pasti ada tarian khasnya.terima kasih buat infonya :D
BalasHapusnamun ironisnya tidak semua penghuni kota itu tahu akan ke-khasan daerahnya..sama sama,,trimakasih sudah mampir :)
Hapuswaah, keren ya...mereka masih terus melestarikan budaya.
BalasHapusini berarti kamu ketemu mereka pas tampil? kok bisa pas waktunya?? :)
iya aku ikut sepupuku kondangan dev :)
Hapuswaahhh... sayang banget yaah,, tarian khas daerah belum dikenal masyarakat luar.. mungkin bisa diikutkan lomba2 minimal tingkat jateng biar bisa dikenal masyarakat lain, :)
BalasHapusiya sih mbak,,eman eman o.O tp ya pemaknaan mereka beda lagi kali ya,,ga usah orang luar dulu, yg penting keturunan mereka pada tahu dan melestarikannya dengan pementasan rutin seperti itu
Hapus